Tuesday 31 May 2011

Hari Terakhir

Dalam kegelapan aku mendengar sayup-sayup suara berisik. Entahlah, seperti suara yang kasar dan memekikan telinga. Lalu aku mencium aroma kurang sedap, aroma asing yang menusuk hingga membuatku sulit untuk bernafas. Kugerakkan tubuhku untuk sekedar mencari udara yang lebih segar. Tapi rupanya ada yang aneh, aku sama sekali tidak bisa bergerak. Dan kurasakan kepalaku yang mulai pusing karena aroma menusuk tadi. Ada apa ini, ada apa dengan tubuhku. Aku mencoba berteriak. Berhasil. Tapi aneh sekali, kenapa teriakan ku bergema, seolah2 ada 10 suara dengan teriakan yang kurang lebih sama. Sampai saat ini aku belum berani untuk membuka mata. Aku hanya berpikir, ini mimpi. Dan besok aku akan kembali ke dunia nyata dan berpetualang kembali. Tapi sudah hampir 1 jam aku seperti ini, dan pusing dikepalaku makin tak tertahankan. Aroma busuk, suara berisik, sungguh aku tak tahan. Akhirnya aku memberanikan diri untuk membuka mata. Dan apa yang ku lihat selanjutnya adalah sebuah pandangan yang tidak pernah aku harapkan. Aspal.

Ya, aku melihat sebuah aspal di depan mataku. Aku tergelantung dengan kaki di atas. Dan teman-temanku berada disamping kanan kiri, dengan posisi yang sama kami bergelantung menatap aspal. Ternyata bau busuk yang kucium tadi berasal dari lubang besar dibawah sana. Ya, aku berada di sebuah kendaraan yang akan mengantar kami kepada maut. Inilah akhir hidup kami. Kulihat john dan lisa tampak berusaha tenang. Walaupun aku tahu apa yang ada dipikiran mereka. Aku termasuk yang terpilih hari ini, segala hal yang telah aku lalui akan berakhir hari ini. Berat rasanya melihat anak-anakku akan tumbuh tanpaku. Ingin rasanya aku marah sama Tuhan. Setidaknya jangan hari ini. Aku masih berharap ada celah di antara tali agar aku bisa lari dan kembali ke rumah. Tapi sia-sia. Aku tertunduk lesu, begitupun dengan teman-teman yang lain. Sama-sama, kami menatap sebuah papan bertuliskan SEDIA AYAM POTONG.